Tutt tuuttt, suara kereta menandakan hendak berangkat ke tujuan. Gue dan sahabat gue duduk di gerbong ke tiga. Temen gue yang satu ini cukup the best. Kalau aja rumah lo deket sama rumah gue, atau bahkan kita nggak berjarak jauh kaya gini. Gue pasti minta dipeluk sama lo, pelukkan pertanda bahwa lo kuatin gue disaat gue sedang bener- bener butuh semangat hidup. Lo nggak perlu panik gue gak papa kok. Gue cuma mau berimajinasi aja gak lebih. Lo yang tau tentang gue, walau kita belum lama saling kenal.. Gue ngerasa nyaman punya sahabat kaya lo, mungkin kita memiliki alur pikir yang sama. Soal nilai pun kita sering kembar. Kita hampir memiliki ciri sama, hitam manis (katanya) gue percaya kok kalo lo sahabat gue. Sahabat yang siap menggantikan mereka disaat gue butuh maupun gue nggak butuh. Kita hobby nonton, tapi kita beda selera. Jangan karena kita berbeda trus kita nggak bisa temenanya? Hhmmm, gue sadar gue beda dari teman-teman lo yang seadanya. Gue sering ngeluh yang mungkin lo nggak akan pernah tau maksud keluhan gue. Lo juga pasti salah mengartikan tawa gue, airmata gue, senyum gue semua ada maksud yang tersembunyi. Hingga kini pun gue masih belum tau apa yang harus gue lakukan dan apa yang harus gue ceritakan sama lo. Jangan coba baca apa yang ada di pikiran gue, itu akan sia-sia. Karena pemikiran gue akan berubah-ubah seiring waktu dan siapa yang ada di dekat gue.
Lo inget nggak
kita pernah jadi bolang (bocah hilang) di Blitar, iya hanya berdua… Gue dan lo,
kita dan mereka (orang-orang yang membantu kita) kita mencoba akrab pada dunia
kita coba mendekati dunia yang seharusnya belum kita kenal sebelumnya. Kita
berusaha menjadi orang yang peduli tanpa dipedulikan, kita jujur dan apa
adanya. Lo tau gimana perasaan gue saat itu? Sumpah nggak ada kata yang bisa
mewakili keadaan gue saat itu, saat-saat dimana kita menjadi orang, bukan
menjadi anak! Kita pergi kemana aja seiring kaki kita melangkah, kita mencoba
mengenal mereka (manusia-manusia ramah yang bijaksana) lo pasti nggak tau
gimana senengnya gue saat itu kan? Yang lo tau cuma rewelnya gue saat kaki gue
lecet-lecet karena kita jalan terlalu jauh.
Lo inget waktu
di makam Bung Karno, lo tinggalin gue ke toilet. Gue amat sangat ketakutan
sendirian di luar, dan saat gue mengenal manusia luar hati gue mengembang
seolah inilah yang selama ini diharapkannya, yaitu kebebasan hidup.
Kereta api
adalah kendaraan favorit kita berdua, mungkin lo malu ngajak gue naik kereta gue
norak kampungan udik sering senyum-senyum atau bahkan teriak-teriak nggak jelas
di dalam kereta kaya nggak pernah lihat kereta aja. Lo perlu tau bahwa tidak
ada keadaan paling nyaman selain gue berada di dalam kereta, suasana panas rame
berisik campur jadi satu. Tapi disitu kita belajar menjadi pribadi yang ramah
agar kita bisa lebih mengenal dunia. Di dalam kereta gue bisa merasakan arus
hidup yang terus berputar. Gue nggak tau seberapa penting pengalaman ini buat
lo, tapi buat gue ini adalah pengalaman berharga kita. Harus lo tau “Gue nggak
pernah ngerasa sesenang dan sebahagia saat itu” di suatu saat nanti kita akan
mengalaminya lagi. P e r c a y a deh sama gue..
Cerpen Tentang Kita itu, merupakan salah satu cerpen favorit gue.. Karena bnyak hal yang menggambarkan kebersamaan gue sma sahabat gue.. Yang gue anggap the best lah :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar